Dyahni Mastutisari

Lulusan FKIP UNS Solo Jurusan Pendidikan Matematika. Sekarang bertugas di MTs Muhammadiyah Patikraja Kabupaten Banyumas...

Selengkapnya
Navigasi Web

Memori Buah Mangga

Di daerah kami saat ini sedang musim buah mangga. Di sepanjang jalan besar yang ramai dengan bus antar kota, banyak ditemukan pedagang buah musiman. Pedagang yang menjual buah sesuai musim kala itu. Duku, klengkeng, jambu, nanas, anggur dan mangga. Itu yang teramati oleh saya.

Dari sekian banyak musim buah, yang paling saya sukai adalah pada saat musim mangga. Ya, sekarang ini. Melihat pedagang menjajakan mangga dengan bandrol harga 10 ribu hingga 15 ribu sudah membuat diri ini tergoda untuk menghentikan laju motor. Membeli barang 1 atau 2 kg buah yang rasanya maknyus tersebut.

Nyesel rasanya kalau tidak membelinya. Perasaan yang tidak saya alami ketika musim buah selain buah mangga. Ada kenangan manis yang terekam di memori hingga saat ini. Memori tentang buah mangga bukan memori daun pisangnya Kak Rose di serial Upin Ipin he..he...

Dulu sewaktu masih anak-anak, kebun samping rumah setiap tahunnya menghasilkan buah mangga yang lumayan lebat. Oleh Bapak dan Ibu buah tersebut tidak pernah dijual ke "tukang tebas" buah. Dipilih buah yang sudah tua kemudian bapak memberinya "karbit" supaya lekas matang.

Setelah matang sebanyak satu keranjang besar buah sengaja ibu letakkan di dapur. Kami bertiga anak-anaknya bebas menyantap mangga yang muanis sekali semau kita. Tidak ada batasan berapa biji yang harus kami makan. Pokoknya suka-suka kita.

Habis makan siang menyantap satu biji untuk cuci mulut. Tidak hanya satu biji bahkan terkadang sampai dua biji. Bangun tidur makan lagi. Menjelang sore untuk segeran, makan lagi. Malam masih makan untuk camilan. Wuih pokoknya kalau musim mangga mulut ini serasa dimanjakkan sekali dengan memakan buah yang jelas sangat baik untuk tubuh. Apalagi makannya gratis he..he..

Sekarang memori masa kecil itu selalu terbayang. Membuatku selalu tergoda untuk membeli buah yang satu ini. Meski harus mengeluarkan kocek untuk bisa menikmatinya, tak apalah yang penting keinginan terpenuhi. Toh juga hanya setahun sekali.

Jadi membayangkan andaikata kebun belakang rumah juga ditanami buah mangga. Wah, pastinya gadis kecilku akan punya memori yang sama denganku kelak. Tapi suami mau tidak ya menanam buah mangga arum manis atau jenis mangga mana lagi?

Edisi ngarep.com

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Asyik! Bisa bikin rujak mangga nih, Bu Dyahni.

15 Oct
Balas

He..he...njih Pak

15 Oct

Iya Bu ditanam, nanti Hasna bisa manjat pohon mangga tuh, hehehe. Sukses selalu dan barakallahu fiik

15 Oct
Balas

He...he...nggih Bunda Pipi...sehat dan sukses selalu untuk Bunda

15 Oct

Weh buah mangga yang menggoda, boleh juga tuh bun di tanam biar kalau musimnya punya stok banyak hehehe. Salam sehat dan sukses selalu, barakallah.

16 Oct
Balas

He...he...iya Bun lagi pengin banget nanem nih

16 Oct

Salam mampir disini ya Buk,

22 Oct
Balas

Salam Bapak

13 Nov



search

New Post