Dyahni Mastutisari

Lulusan FKIP UNS Solo Jurusan Pendidikan Matematika. Sekarang bertugas di MTs Muhammadiyah Patikraja Kabupaten Banyumas...

Selengkapnya
Navigasi Web

LIPSTIK

LIPSTIK

Repost

Sati mendengus kesal. Ini kali ketiga dia membuang lipstik milik anak sulungnya, Lina. Benda yang tidak pernah dimiliki oleh Sati pun ketika almarhum suaminya masih ada.

Hidup serba pas-pasan membuat dia harus pandai mengatur uang belanja supaya segala kebutuhan bisa terpenuhi. Baginya berpakaian bersih dan rapi sudah cukup. Menggunakan bedak tipis-tipis untuk menghilangkan minyak di wajahnya pun itu sudah cukup. Tanpa perlu menggunakan lipstik.

Mendapati Lina anak gadisnya yang masih ABG menggunakan lipstik berwarna merah terang dengan bedak tebal sangat kontras dengan kulitnya yang sawo matang. Membuat Sati naik darah,

"Buat apa pakai lipstik, Na? Kamu masih kecil."

"Mak, temanku di sekolah juga ada yang pakai lipstik," jawab Lina datar.

"Kamu gak usah ikut-ikutan yang seperti itu? Lagian masih kelas 2 SMP, buat apa?

"Mak, gak usah ngatur-ngatur aku," Lina berkata penuh amarah. Ditinggalkannya Sati yang masih menggerutu kesal.

Yang kedua kalinya, ketika dia membuang lipstik, Lina marah sembari menangis. Sati kesal tak dihiraukannya tangis Lina. Dilemparnya benda berwarna merah itu ke dalam tungku peninggalan almarhum suaminya.

"Mak, itu harganya kan mahal 25 ribu, aku mengumpulkannya sedikit demi sedikit kok dibuang?" Lina protes.

"Justru itu karena susah mengumpulkannya, kamu mestinya manfaatkan untuk beli yang lebih berguna bukan beli barang kayak gitu!" Sati nerocos menasehati Lina.

Tapi agaknya nasehat Sati tak pernah dihiraukan Lina. Masih saja Lina membeli lipstik. Kali ini yang ketiga kalinya amarah Sati semakin memuncak.

"Sudah Na, gak usah beli lipstik lagi. Buat apa? Mau seperti tu tetangga sebelah, masih sekolah malah hamil. Malu-maluin orang tua aja."

"Kalau pakai lipstik buat mengundang perhatian lawan jenis itu dosa, Na! Emak itu takut sampai terjadi apa-apa sama kamu. Bapak sudah nggak ada, kamu tahu itu kan? Sekolah yang bener nggak usah ikut-ikutan temen yang tidak baik."

"Sudah, Mak. Males aku ndengerin ceramah Emak." Lina pergi keluar rumah tanpa menghiraukan panggilan Sati.

"Pulangnya jangan kesorean ya?" Sati berteriak lantang.

"Mber.....mber....."suara motor meninggalkan rumah Sati.

Ternyata Lina sudah janjian dengan temannya.

-------------------

Suara adzan berkumandang. Sati gelisah Lina belum pulang jua.

"Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumussalam," Sati tergopoh-gopoh menuju sumber suara. Perasaannya mulai tidak enak.

"Bu,e...e..," Meri teman Lina berusaha mengabarkan sesuatu kepada Sati.

"Ada apa Mer?"

"Ee Lina kecelakaan jatuh dari motor, Bu."

Seketika gelap semua. Sati ambruk tidak sadarkan diri.

Patikraja, 11 November 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ealah anak zaman saiki, hehehe. Sukses selalu dan barakallahu fiik

11 Nov
Balas

Jazakillah Bunda Pipi untuk kunjungannya.

11 Nov



search

New Post