Dyahni Mastutisari

Lulusan FKIP UNS Solo Jurusan Pendidikan Matematika. Sekarang bertugas di MTs Muhammadiyah Patikraja Kabupaten Banyumas...

Selengkapnya
Navigasi Web

LIPSTIK (Part 2)

Lipstik (Part 2)

oleh Dyahni Mastutisari

Pov Lina

Namaku Marlina. Aku dilahirkan di tahun 2005. Menjadi anak sulung dari pasangan Sudirno dan Satiyem. Memiliki dua orang adik bernama Meysani dan Nanang Triguna.

Dilahirkan di desa yang lumayan sejuk. Desa yang kata emakku dulu termasuk dalam zona desa tertinggal. Membuat karakter warganya suka diberi. Tapi tidak dengan kedua orang tuaku, bapak adalah tipe orang sangat rajin bekerja. Pekerjaan apapun dia lakoni asalkan halal.

Meski hidup kami serba pas-pasan tapi kami bahagia. Hingga kemudian kebahagiaan itu mulai memudar. Bapak meninggalkan kami untuk selama-lamanya. Sakit yang awalnya dikira hanya masuk angin ternyata berakibat fatal.

Emak goyah dia seperti orang bingung, kehilangan pegangan. Adikku Mey dibiarkan di bawa oleh Bu RT menjadi anak angkatnya. Seminggu hidup bersama orang lain, Mey merengek minta pulang. Emak tersadar, apapun yang terjadi biarlah kami anak-anaknya berkumpul bersama.

Uwak Sarno, kakaknya emak banyak membantu kehidupan kami sampai akhirnya Emak mendapatkan pekerjaan, menjadi pembantu rumah tangga di rumah Haji Ahmad. Dengan gaji 600 ribu cukuplah untuk menopang kehidupan kami. Alhamdulillah ada tetangga yang baik hati membantu biaya sekolahku. Beban emak sedikit berkurang.

Di sekolah aku bukan anak populer. Wajahku teramat biasa. Kulit sawo matang turunan emak dan bapak membuatku tidak kinclong. Tapi tidak masalah bagiku. Aku tetap mempunyai teman. Teman yang selevel denganku, tidak populer.

Naik kelas delapan, masa pubertas mulai kurasakan. Kebetulan aku sebangku dengan Gina, anak yang lumayan populer di sekolah. Penampilan Gina lumayan wah, memakai lipstik, asesoris di tangan bermerk dan cara berpakaian yang melawan aturan sekolah.

Sekolah di madrasah mewajibkan kami menggunakan hijab. Baju lengan panjang dan rok panjang.Tapi tidak dengan Gina, baju lengan panjang dia gulung sampai siku. Kawat gigi berwarna biru cerah menunjukkan dia anak orang mampu.

Kedekatanku dengannya berdampak tidak baik. Aku mulai berani memakai lipstik di sekolah maupun di rumah. Mulai berani membangkang emak. Saking marahnya emak membuang lipstik ke dalam tunggku.

Aku kesal, kubeli lagi lipstik dari hasil mengumpulkan uang jajan. Kembali emak membuangnya. Aku kecewa dan menangis sejadi-jadinya. Emak tidak peduli. Dia memberikan ceramah panjang kali lebar. Aku bosan. Yang ada dalam pikiranku yang sudah diracuni Gina, aku harus tampil cantik dengan memakai lipstik dan bedak tebal. Entah orang mau ngomong apa. Aku tidak peduli.

Pengaruh Gina sangat kuat merasuki otakku. Tidak hanya mulai bermake up, aku pun sudah berani bolos sekolah. Emak tidak tahu hal itu.

Aku semakin asyik dengan teman-teman yang gaul. Aku mulai penasaran ingin bisa naik motor. Apalagi adikku Mey sering meledekku dengan membunyikan klakson keras-keras ketika aku melihatnya mengendarai motor bersama temannya. Hatiku panas, aku harus bisa naik motor.

Sore itu aku janjian dengan teman berlatih naik motor. Setelah sempat bersitegang dengan emak terkait lipstik. Lipstik oh lipstik kau membuatku melawan emak. Aku tak peduli, meninggalkan emak dengan muka masamnya. Tak kudengar pesannya. Segera meluncur bersama Meri mencari gang kecil untuk berlatih.

"Na, sudah sore. Pulang yuh! latihannya besok lagi?" Pinta Meri."

"Nanti bentar lagi, aku masih seneng koh," jawabku sembari tangan tanpa sadar memutar gas sedemikian kencangnya. Motor terangkat ke atas. Aku panik. Meri teriak-teriak supaya aku menginjak rem. Terlambat motor roboh menimpa kaki sebelah kiriku.

--------------------------

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ups, pasti kakaknya luka. Ditunggu lanjutannya yah. Sukses selalu dan barakallahu fiiik

16 Nov
Balas

Salam sehat dan sukses juga untuk Bunda Pipi

16 Nov



search

New Post