Untuk Para Ayah
Bapak, sekarang kau telah tiada. Tapi kehangatan gendonganmu masih bisa kurasakan. Kehangatan yang menenangkan untuk putri kecilmu. Yang tengah sakit gigi. Sakit yang kau turunkan pada putri keduamu.
Sekarang kau telah tiada. Tapi nasehatmu selalu terngiang di telinga kami bertiga. Tiga dara kau menyebutnya. Meski perempuan kami adalah jagoan, begitu ucapmu. Berjuang dan berprestasi itu yang selalu kau tanamkan pada diri kami. Segingga kami tumbuh menjadi anak-anak yang selalu berpacu dalam prestasi.
Masih teringat jelas dalam memoriku. Kekecewaan di wajahmu ketika mendapati raportku yang tidak mendapatkan peringkat sepuluh besar kala kelas dua SD. Tak ingin membuatmu kecewa lagi. Aku semakin giat belajar dan belajar. Hingga bisa kubuktikan bahwa aku mampu berprestasi. Wajah sumringah kulihat setelah itu.
Semangat dan motivasi tak henti kau berikan pada diriku. Ketika kemudian aku salah melangkah. Kuliah pada jurusan yang sama sekali tidak sesuai dengan minat dan bakatku. Aku kecewa dengan pilihanku sendiri. Mencoba bangkit kembali untuk bisa kuliah pada jurusan yang kuhendaki. Motivasi bapak amat kurasakan. Dengan bahasa sindiran yang justru membuatku semakin bersemangat. Untuk membuktikan bahwa aku bisa. Dan nyatanya aku bisa.
Kasih sayangmu memang tak selembut ibu. Kadang tak terduga. Membuat diri ini begitu kaget. Manakala tiba-tiba engkau hadir di tempat kost. Membawa setumpuk modul belajar. Katanya engkau telah mendaftarkanku di lembaga bimbingan belajar yang amat kuinginkan. Senang dan nelangsa.
Perhatianmu memang tak sehalus ibu. Tapi dengan ketegasanmu engkau segera menyelesaikan permasalahan tempat kost adikku. Datang jauh-jauh dari desa. Mencarikan tempat kost yang lebih nyaman untuk adikku yang mengidap hypertiroid.
Sungguh perhatian dan kasih sayangmu memang kadang tersembunyi. Tidak terlihat. Tapi aku percaya engkau pun begitu mencintai anak-anakmu. Tak kurang dari kasih sayang seorang ibu.
SELAMAT HARI AYAH. Untuk ayah sedunia. Cintamu sering tak terlihat. Sayangmu tak mesti kau tunjukkan. Tapi kutahu hatimu selembut kapas.
Tulisan ini saya dedikasikan untuk para ayah. Teruslah mencinta sesuai dengan caramu.
Patikraja, 12 Nopember 2019
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wow, hari ayah yah, aku sampai lupa nih. Terima kasih sudah diingatkan. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Barakallah Bunda Pipi
Subahanallah
Terima kasih Pak Kaboel berkenan singgah...jazakillah