Persiapan kegiatan visitasi akreditasi sekolah membuatku harus meninggalkan Gurusiana sementara waktu. Blog guru terbesar yang telah banyak membantuku untuk bisa menulis dengan benar. Meski sampai sekarang pun tulisanku belum bisa dikatakan baik. Tak mengapa karena bagiku belajar itu perlu proses. Tak ada bayi yang baru lahir langsung bisa berjalan. Demikian juga dengan menulis, tak ada penulis handal yang begitu saja ada tanpa melalui sebuah proses yang panjang. Bahkan mungkin sampai berdarah-darah....he..he..lebay.

Sebagai orang yang sangat awam dalam dunia tulis menulis, Gurusiana adalah blog yang teramat ramah untuk semua anggotanya. Apapun bisa ditulis dan diposting selagi tidak mengandung SARA. Saling berkomentar dan memberi masukkan untuk sesama anggotanya menjadikan Gurusiana menjadi wadah bersilaturahmi bagi guru di seluruh wilayah Indonesia. Sungguh sesuatu yang perlu disyukuri.

Setelah kurang lebih tiga minggu tidak mengunjungi Gurusiana, rasa kangen untuk menulis itu ada. Bahkan begitu inginnya menulis sampai-sampai judul pun aku posting. Yang akhirnya menimbulkan reaksi dari beberapa gurusianer yang berkenan mengunjungi lapakku, hoaks dan sejumlah komentar yang lain. Inilah kehangatan Gurusiana yang selalu membuat siapapun rindu untuk menulis. Meski kata Mas Eko jangan terpengaruh dengan ada atau tidaknya komentar, tetaplah menulis...siap bos.

Sekarang setelah kegiatan visitasi akreditasi selesai, mohon doanya semoga diberikan hasil yang terbaik, justru rasa malas menulis menghinggapiku. Rasa yang membuatku enggan menuliskan sesuatu yang ada di kepalaku. Rasa yang membuatku kesal pada diri sendiri. Karena mestinya banyak sekali kejadian yang bisa kutulis dan kubagikan untuk gurusianer yang lain. Meski hanya sebuah cerita sederhana.

Tulisan ini adalah tulisan yang coba kubuat ditengah kungkungan rasa malas yang mendera. Semoga catatan seorang gurusianer ini menjadi awal semangat baru untuk kembali menulis.

Patikraja, 3 Mei 2019