Ramadhan selalu membawa keberkahan bagi semua orang tak terkecuali diriku. Sudah dua ramadhan ini aku merasakan sesuatu yang luar biasa. Kebahagiaan tidak terkira di ramadhan tahun lalu ketika pihak percetakan memberi kabar jika buku perdana sedang dalam perjalanan menuju alamat.

Perasaan deg-degan menantikan kehadirannya. Tangan gemetaran membuka dus berisi 50 eksemplar buku karya sendiri. Tepat di malam takbiran aku menangis terharu melihat sampul buku berjudul Merajut Asa Menjadi Bunda. Sampul berwarna jingga hitam memberi kekuatan pada diriku ternyata aku bisa mempunyai buku. Meski hanya buku setebal 92 halaman. Buku dari hasil pelatihan menulis SaguSabu Purwokerto tahun 2017.

Ramadhan tahun ini, alhamdulillah aku kembali merasakan hal yang sama. Kebahagiaan manakala melihat sampul buku antologi karya 18 guru telah terpampang di grup wa. Buku hasil pelatihan menulis di SMP Al Irsyad Purwokerto.

Meski kebahagiaan itu selalu diikuti dengan kebingungan bagaimana cara memasarkan buku tersebut. Aku bukanlah marketing yang handal. Buku pertama terjual tidak banyak, selebihnya pindah ke tangan orang lain dengan sistem barter. Sistem yang sebenarnya tidak menguntungkan bagi patner barterku karena bukuku bukanlah buku spektakuler.

Untuk buku kedua karena buku antologi pemasarannya lebih mudah. Kerja sama dengan pihak penerbit membuat kami semangat untuk mempromosikan buku tersebut. Terlebih ada harga PO. Wuih, kami pun semakin bersemangat. Dan Subhanallah hasilnya luar biasa ada sebanyak 200 eks lebih yang dipesan.

Meski pemesanan yang lewat diriku tidak sebanyak beberapa teman lain yang mencapai pesanan hingga puluhan eksemplar, bagiku buku antologi ini semakin memberi semangat diriku untuk menulis.

Entah berapa orang yang membaca buku pertamaku semoga perjuanganku bersama suami untuk mendapatkan keturunan menjadi inspirasi bagi orang lain.

Untuk buku antologi, semoga satu tulisanku yang ada dalam buku tersebut bisa juga memberi warna pada buku yang berisi kumpulan cerita inspiratif tersebut. Buku yang memberi pelajaran bahwa hidup tak selamanya indah. Bahwa untuk bahagia harus berusaha.

Banyumas, 31 Mei 2019