Dyahni Mastutisari

Lulusan FKIP UNS Solo Jurusan Pendidikan Matematika. Sekarang bertugas di MTs Muhammadiyah Patikraja Kabupaten Banyumas...

Selengkapnya
Navigasi Web

Ketika Guru Menjadi Koki

"Bu, perutku sudah kenyang," kata Dela muridku kelas 8 yang baru saja istirahat dari latihan pramuka untuk persiapan LT besok tanggal 12-14 Agustus 2019.

LT merupakan kegiatan rutin di kecamatan kami setiap dua tahun sekali. Kegiatan berupa lomba-lomba kepramukaan menjadi agenda yang wajib diikuti setiap sekolah di kecamatan Patikraja tanpa kecuali. Semua sekolah dari tingkat SD/MI hingga SMP/MTs mempersiakan semuanya untuk menghadapi perlombaan tersebut. Termasuk sekolah saya MTs Muhammadiyah Patikraja.

Sudah dua minggu ini para siswa yang terpilih mengikuti kegiatan LT rutin melaksanakan latihan. Latihan dimulai pukul 07.30 hingga pukul 16.00. Semua guru dilibatkan dalam persiapan LT tidak hanya pembina pramukanya. Guru-guru perempuan mendapat jatah piket memasak untuk makan siang siswa yang latihan LT.

Hari ini giliran saya mendapatkan jadwal untuk memasak. Daripada repot memasak di dapur sekolah, saya pun kemudian memasak lauknya di rumah. Oseng-oseng pepaya dan telur kecap menjadi menu yang kupersiapkan dari semalam. Memotong buah pepaya mentah dan merebus telur saya lakukan malam harinya. Supaya keesokan harinya tinggal "sreng" memasaknya. Lebih cepat dan tidak memakan waktu banyak.

Usai anak latihan, saya anjurkan untuk shalat duhur terlebih dahulu baru kemudian makan siang. Makan siang sudah saya siapkan bersama Bu Wiwit yang ikut memasak nasi di sekolahan. Maka ketika Dela mengatakan tak mau makan karena katanya sudah kenyang minum banyak air, kusarankan tetap harus makan siang.

"Bu, lah nanti malah muntah," kata Dela ketika kupaksa dia tetap makan.

"Dicoba dulu dimakan, Bu Guru sudah masak enak lho," ucapku membujuknya. Dela memang agak susah makan. Kata teman-temannya makannya sedikit sekali.

Kutinggalkan siswa yang latihan, masih ada satu jam pelajaran di kelas 9A. Usai membuat siswa lumayan senang dengan latihan penjumlahan dan pengurangan bentuk akar, saya pun menengok siswa-siswa yang tengah makan siang.

"Bu guru yang memasak ya? Enak," ucap Syifa siswa kelas 9C yang sedang asyik makan siang bersama sembilan siswa lainnya peserta LT.

Saya hanya tersenyum sambil mengangguk. Senang rasanya melihat para siswa lahap makannya meski hanya dengan lauk oseng pepaya dan telur. Terlebih ketika Dela berkata,

"Bu, aku malahan nambah makannya," ucap Dela sembari menunjukkan bekas makannya yang telah bersih.

Untuk anak-anakku peserta LT tetap semangat semoga mendapatkan sesuai yang diharapkan.

Patikraja, 8 Agustus 2019.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Guru memang harus multitalent..., nggih Bun? Jadi koki, mantafffff. Assssyyyiiiikkkk, masakan Bu Guru. Informatif, Bunda. Salam sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah, Bunda Hasna.

09 Aug
Balas

Jazakillah Uthi untuk apresiasinya. Sehat dan sukses selalu untuk Uthi

09 Aug

Wah, aku juga mau dong. Untung di tempat aku tidak ada pembagian piket masak' hehehe. Sukses selalu dan barakallah fiik

09 Aug
Balas

He..he...Bunda Pipi kesini nanti saya masakin....sukses juga untuk Bunda

09 Aug



search

New Post