Dyahni Mastutisari

Lulusan FKIP UNS Solo Jurusan Pendidikan Matematika. Sekarang bertugas di MTs Muhammadiyah Patikraja Kabupaten Banyumas...

Selengkapnya
Navigasi Web

Tanpa Anastesi (Part 5)

Berat rasanya kaki ini untuk digerakkan. Serasa ada beban berton-ton menggelayutinya.

"Bu, pindah ruangan ya!" ucap seorang perawat yang tiba-tiba sudah ada di depanku. Sebuah kasur telah siap disampingku. Kasur yang lumayan empuk tentunya dibandingkan dipan yang sekarang kutempati, keras dan dingin. Sembari mencoba duduk, aku berpikir bagaimana caranya untuk bisa memindahkan badan sementara kaki masih susah untuk digerakkan

Perawat agaknya melihat kebingunganku,

"Saya bantu pegang kaki yang kanan, Bu," ucapnya berusaha menawarkan bantuan.

Kugeser badanku mendekati ranjang, kedua tangan menopang berat tubuh. Dengan dua kali bergeser akhirnya 'ups' tubuhku sudah berpindah tempat. Segera perawat membawaku ke ruang transit. Meninggalkan ruangan dimana lututku ditusuk berpuluh kali. Pengalaman yang tak akan pernah kulupakan sepanjang hidup, operasi tanpa anastesi.

Di ruang transit, suasananya lebih tenang meski masih juga terdengar jelas deru suara mesin dari ruang eksekusi. Sementara di sebelahku berbaring bapak-bapak berusia sekitar 70-an. Pasien pasca operasi karena terlihat ada kain coklat melilit di tangan sebelah kirinya. Sesekali terdengar suara erangannya. Efek dari anastesi membuat dia tidak sadar bahkan sampai beberapa saat setelah tindakan operasi.

Ketika tengah asyik menikmati ruangan berukuran 6x5 m serta rasa perih di ujung kaki, datanglah dokter keturunan tionghoa yang tadi menanganiku. Mengecek gips dan menulis diatasnya tanggal pelaksanaan operasi, 16 Maret.

"Sudah bagus, " sambil menepuk-nepuk gips yang kurasakan semakin berat saja. Kaki kananku diangkatnya dan memberi topangan dibawahnya. Alhamdulillah, terasa lebih nyaman. Rasa perih yang ditimbulkan dari gesekan gips dengan kulit sedikit berkurang.

Tak berapa lama datang pula dua orang perawat berkerudung putih nan lebar. Pikirku, mungkin mereka yang akan membawaku keluar dari ruangan ini. Kuperhatikan dengan seksama gerak-gerik mereka. Melihat map kemudian melihat ke arah kami, pasien pasca operasi. Berjalan mondar-mandir mempersiapkan segala hal sebelum akhirnya membawa pasien ke ruang perawatan.

"Tanpa anastesi? Iih rasanya pasti luar biasa," salah satu dari mereka berkata kepada yang satunya. Ekor matanya memperhatikan sekilas ke arahku. Aku terdiam, memoriku terbang kembali pada kejadian 10 menit yang lalu.

--------------------

Di ruang perawatan,

"Makan dulu," ucap Bu Lik, tangannya menyodorkan lontong ke arahku. Bu Lik adik bapak mertua yang sedari tadi ikut menemani aku di rumah sakit orthopedi ini beserta ibu mertua dan suami. Kumakan lontong dengan lahap. Rasanya nikmat sekali. Baru teringat ternyata dari tadi perut belum diisi apapun kecuali air putih. Suami tersenyum lebar melihatku yang begitu bersemangat makan.

" Sudah enak makan ya Dhe?"

Aku mengangguk malu. Pasti aku kelihatan rakus sekali. Ah biarlah perut ini sedang menuntut haknya.

Setelah perut kenyang, kuminta suami mengambilkan air di dalam kamar mandi. Wudhu dan segera menunaikan shalat dhuhur dalam posisi duduk. Setelahnya kucoba untuk memejamkan mata. Angin sepoi-sepoi yang menerobos masuk dalam kamar membuatku mengantuk. Ibu dan Bu Lik asyik berbincang di teras depan kamar.

Tak berapa lama adzan ashar berkumandang.

"Ibu sedang hamil ya? Berapa bulan?" Ucap perawat yang kemudian mendatangi kamarku. Perawat yang ramah dan murah senyum.

"Jalan dua bulan, Mba?"

"Mau dilakukan tindakan USG, Bu?"tanyanya lagi.

"Bisa Mba?" aku bertanya penuh semangat. Dalam hati akupun sedang penasaran dengan kondisi janin dalam perutku. Semoga kau baik-baik saja di dalam. Jatuh dari motor membuatku khawatir dengan keadaannya.

Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Gak terbayang yah operasi tanpa anestesi. Sukses selalu dan barakallahu fiik

16 Sep
Balas

Betul Bunda....pengalaman yang menegangkan. Salam sehat dan sukses selalu Bunda Pipi

16 Sep



search

New Post